Penyakit
Hirschsprung, juga dikenal sebagai Megacolon Aganglionik, adalah kelainan
langka pada saluran pencernaan yang mempengaruhi gerakan normal tinja. Ini
adalah kondisi bawaan yang terjadi saat seorang anak lahir dengan sebagian atau
seluruh bagian usus besar tanpa sel saraf penggerak (sel ganglion).
Gejala Penyakit Hirschsprung pada Balita
·
Konstipasi
Kronis
Salah
satu gejala utama penyakit Hirschsprung pada balita adalah konstipasi yang
parah dan berkepanjangan. Bayi atau anak akan mengalami kesulitan buang air
besar dan tinja yang keras, jarang, atau tidak ada sama sekali.
·
Perut
yang Membesar
Anak
dengan penyakit Hirschsprung mungkin memiliki perut yang membesar atau tampak
kembung karena tinja yang terjebak di usus besar.
·
Muntah
Muntah
merupakan gejala yang umum terjadi pada balita dengan penyakit Hirschsprung.
Hal ini disebabkan oleh penumpukan tinja di usus.
·
Pertumbuhan
yang Terhambat
Beberapa
balita dengan penyakit Hirschsprung mungkin mengalami pertumbuhan yang
terhambat atau kesulitan dalam meningkatkan berat badan.
·
Infeksi
Saluran Pernapasan Atas
Balita
dengan penyakit Hirschsprung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami
infeksi saluran pernapasan atas, seperti pilek atau radang tenggorokan.
Diagnosa
Penyakit Hirschsprung
Proses
diagnosa penyakit Hirschsprung melibatkan pemeriksaan medis yang menyeluruh dan
beberapa tes, termasuk:
·
Riwayat
Medis dan Pemeriksaan Fisik
Dokter
akan mengumpulkan riwayat medis lengkap dan melakukan pemeriksaan fisik untuk
mencari tanda-tanda penyakit Hirschsprung.
·
Tes
Imej
Tes
imajing seperti sinar-X dengan bahan kontras atau kolonoskopi dapat membantu
dokter melihat kondisi usus besar dan menentukan apakah ada gangguan pergerakan
normal.
·
Biopsi
Dokter
mungkin akan melakukan biopsi, yaitu pengambilan sampel jaringan usus untuk
diperiksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat mengungkapkan keberadaan sel
ganglion yang hilang atau tidak ada.
Pengobatan Penyakit Hirschsprung pada Balita
Pengobatan
untuk penyakit Hirschsprung pada balita biasanya melibatkan operasi untuk
menghapus bagian usus besar yang terkena dan menghubungkan bagian sehat yang
tersisa. Prosedur ini disebut dengan operasi pull-through atau reseksi
anastomosis.
Selama
operasi, dokter akan membuat sayatan di perut dan mengangkat bagian usus besar
yang terkena. Bagian sehat usus besar kemudian akan dihubungkan dengan anus
untuk memungkinkan tinja dapat keluar secara normal. Beberapa kasus mungkin
memerlukan beberapa operasi yang dilakukan secara bertahap.
Setelah
operasi, anak mungkin memerlukan waktu untuk pulih dan membutuhkan perawatan
pasca-operasi yang sesuai, seperti menjaga diet khusus dan menjaga kebersihan
usus. Pengobatan lanjutan mungkin juga termasuk terapi nutrisi dan manajemen
konstipasi.