Pentingnya toilet training untuk anak harus Anda pahami benar-benar. Sebab, masa peralihan dari penggunaan popok menjadi penggunaan toilet ini akan menjadi tonggak psikologi seorang anak yang akan terbawa hingga dewasa. Sayangnya, tidak semua orang tua memahami dan melakukan bimbingan yang intens tentang hal ini. Mereka tidak mengetahui waktu yang tepat untuk mengenalkan toilet untuk anak-anak mereka.
Pada dasarnya, toilet training harus segera diajarkan pada saat anak sudah bisa duduk. Atau, pada saat anak sudah menunjukkan ciri-ciri khusus, seperti tidak mau menggunakan popok, memakai dan melepas pakaian sendiri, bertanya tentang orang tua yang menggunakan toilet, dan minta diganti saat popok basah, sudah bisa mengenal bagian kamar mandi seperti kloset, pintu kamar mandi, bak mandi dan masih banyak lagi. Jika ciri-ciri tersebut sudah terjadi pada anak Anda, segera lakukan toilet training.
Berikut
tips untuk melatih anak BAB secara teratur di toilet:
1.
Makan
Makanan Bergizi untuk Melancarkan BAB
Memakan
makanan sehat seperti sayur, buah, atau minum jus kurang dari 120 ml perhari
dapat memperlancar BAB pada anak. Berikan BAB dan manfaat kesehatan dengan
bahasa lebih mudah supaya anak paham bahwa BAB itu normal.
2.
Menggunakan
kedisiplinan
Pastikan
orang tua menggunakan metode Time-Out ketika melatih toilet training pada anak.
Time Out bermanfaat dan menjadi metode untuk mendisiplinkan anak dengan memberi
waktu bagi anak untuk merenungkan kesalahannya. Peringatkan anak untuk
membersihkan toilet selesai bab untuk membiasakan anak bersikap bersih setelah
buang hajat.
3.
Mempromosikan
kemandirian
Hindari memanjakan anak
untuk tidak membersihkan toilet setelah menggunakannya. Beri pemahaman terhadap
anak untuk melatih kemandirian menggunakan toilet dan mandi sendiri. Berikan
bantuan, dorongan semangat dan puji anak jika berhasil melakukan toilet
training.
4.
Bertindak
santai
Penting untuk orang tua mengontrol emosi dan meredakan amarah ketika anak bereaksi negatif dan tak sengaja BAB di celana. Hadapi dengan santai dan berikan nasihat untuk anak yang tak sengaja bab di celana.
Bagi orangtua yang sedang
menyiapkan toilet training pada anak pertama, bisa jadi ini pengalaman yang
sangat menantang. Apalagi jika fase toilet training si kecil tergolong sulit.
Ibu jangan khawatir, karena Ibu tidak sendiri. Masalah toilet training pada
anak ini banyak dijumpai oleh berbagai orangtua lainnya. Apa saja masalah
toilet training anak yang kerap dijumpai? Simak ulasannya di bawah ini:
1. Anak
menolak ke toilet
2. Pernah
mengalami kecelakaan di toilet
3. Menolak
duduk di toilet
4. Sering
mengompol di malam hari
5. Anak
masih belum bisa kontrol kapan ingin pipis
6. Hanya
mau ke toilet dengan orang yang sama
7. Hanya
mau BAB di popok
Berikut ini dampak training ini bagi psikologi anak.
a. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Anak yang masih menggunakan popok meskipun sudah besar tentu akan menjadi bahan ejekan teman-temannya. Begitu juga anak yang tidak diajarkan toilet training sehingga sering mengompol. Ia akan menjadi bahan ledekan orang lain. Hal ini jelas akan membuat rasa percaya dirinya menjadi menurun.
b. Mengajarkan Rasa Tanggung Jawab
Toilet training mengajarkan anak untuk mempunyai rasa tanggung jawab. Anak yang tidak dilatih untuk pergi ke toilet pada waktu yang tepat, akan membuatnya terbiasa mengandalkan orang lain. Kebiasaan ini akan terbawa hingga dewasa.
c. Mengajarkan Sikap Antisipatif
Saat anak sudah terbiasa ke kamar mandi saat ingin buang air kecil maupun besar, artinya ia sudah mampu melakukan antisipatif agar tidak mengompol. Sikap seperti ini juga akan berdampak kelak dewasa saat ia mengalami masalah yang lebih kompleks. Sebelum segala sesuatu terjadi, secara alami ia kan melakukan tindakan antisipatif.
d. Mengajarkan Kebersihan Diri
Toilet
training mengajarkan anak untuk terus menjaga kebersihan diri. Tanpa adanya
training ini, anak akan terbiasa hidup jorok. Meskipun popoknya basah penuh air
seni atau yang lain, ia tetap akan merasa nyaman dan tidak terganggu. Ia hanya
menunggu orang lain membantu membersihkannya. Hal ini akan berdampak hingga
kelak dewasa. Ia akan malas untuk membersihkan diri.
Tidak jarang masalah toilet training pada anak menjadi
momok bagi sebagian orangtua. Pasalnya, tahapan toilet training anak adalah
keniscayaan bagi semua balita. Ada yang berjalan mulus, ada pula yang penuh
rintangan. Namun, orangtua harus gigih dan pantang menyerah. Ada banyak masalah
toilet training pada anak yang dapat kita prediksi sehingga untuk selanjutnya
orangtua mampu membekali diri dan menyiapkan fisik dan mental anak untuk
meminimalisir masalah toilet training pada anak. Tidak hanya anak, orangtua pun
wajib mempersiapkan fisik dan mental.