Bagi beberapa orangtua,
menidurkan anak adalah perjuangan yang memakan waktu berjam-jam. Sementara
beberapa lainnya harus bangun tengah malam untuk membantu anak mereka kembali
tidur. Masalah anak tidak bisa tidur nyenyak adalah momok yang sering membuat
orangtua stres dan cemas. Terlebih, anak memerlukan waktu tidur yang cukup,
untuk menunjang tumbuh kembangnya. Apa yang jadi penyebab anak tidak bisa tidur nyenyak di
malam hari?
Kemungkinan
penyebab anak tidak bisa tidur. Mencakup penelitian selama lebih dari 30 tahun,
para peneliti mengidentifikasi 10 alasan terbesar masalah tidur yang terjadi
pada anak-anak usia satu hingga 10 tahun.
Sepuluh
dari faktor-faktor tersebut didukung dalam beberapa penelitian yang ketat.
Faktor-faktor ini termasuk dalam tiga "lensa" yang dapat digunakan
untuk memahami dari mana masalah tidur anak-anak berasal, yakni biologis,
psikologis, dan lingkungan. Berikut ini dijelaskan satu-persatu:
1. Faktor Biologis
Ada dua alasan mengapa
anak-anak mengembangkan masalah tidur yang berasal dari faktor biologis mereka,
yaitu temperamen dan usia. Temperamen, atau watak, adalah kepribadian yang
dimiliki seseorang.
Bayi yang tampak lebih rewel atau mudah
tersinggung akan kesulitan merespons perubahan dan mungkin tidak mudah
beradaptasi. Bayi dengan tipe temperamen seperti ini kemungkinan besar akan
mengalami masalah tidur di masa kanak-kanak.
Seiring bertambahnya
usia anak, mereka cenderung tidak mengalami masalah tidur. Ini mungkin karena
otak mereka dapat mengelola proses yang diperlukan untuk menenangkan diri di
malam hari dengan lebih baik, atau karena mereka lebih mandiri dalam rutinitas
sebelum tidur.
2.
Faktor
Psikologis
Anak-anak dengan
masalah kesehatan mental cenderung memiliki lebih banyak masalah tidur,
meskipun tidak ada diagnosisnya. Ada dua kelompok masalah yang terkait dengan
masalah tidur, yaitu masalah internal (seperti kecemasan dan depresi) dan
masalah eksternal (masalah dengan mengikuti aturan dan fokus).
Masalah internal dapat
membuat anak lebih sulit untuk tenang dan tertidur, karena tingkat stres yang
lebih tinggi. Sementara masalah eksternal dapat membuat aturan dan rutinitas
lebih sulit untuk diikuti oleh anak-anak, yang kemudian membuat lebih sulit
untuk tidur.
3. Faktor
Lingkungan
Lebih banyak
penggunaan gawai dikaitkan dengan lebih banyak masalah tidur. Ini terutama
terjadi ketika anak-anak menggunakan gawai di kamar tidur mereka atau mendekati
waktu tidur. Layar gawai dapat mencegah melatonin (hormon tidur) melakukan
tugasnya, yaitu menyebabkan kantuk. Bermain gawai juga dapat membuat pikiran
anak-anak tetap waspada, terutama jika mereka sedang bermain game atau menonton
acara yang menarik.
Untuk mengatasi
insomnia pada anak, ada beberapa kebiasaan tidur yang baik atau sleep hygiene yang
bisa Bunda terapkan, yaitu:
·
Ciptakan
kamar tidur yang nyaman
·
Bantu
anak-anak untuk tidur sendiri
·
Tetapkan
jadwal tidur
·
Kembangkan
rutinitas waktu tidur yang jelas dan konsisten.
·
Lakukan
kegiatan sederhana
·
Batasi peralatan elektronik di kamar tidur
·
Ajak anak melakukan aktivitas fisik di siang hari, tapi
jangan sampai terlalu kelelahan.
Intinya, jangan biarkan insomnia pada anak terjadi
berlarut-larut. Jika insomnia pada anak telah berlangsung selama kurang lebih 3
minggu, sebaiknya segera hubungi dokter untuk memastikan penyebabnya dan
mendapatkan penanganan yang tepat.