Semua jenis makanan sudah dapat diterima bayi dengan baik sebelum ia mencapai usia satu tahun. Mungkin hal ini bertolak belakang dengan opini yang selama ini berkembang. Banyak yang bilang, hanya makanan-makanan tertentu saja yang boleh dikonsumsi bayi di bawah 1 tahun. Tapi, hasil penelitian terbaru mengubah opini jaman dulu yang menjadi panduan orangtua selama ini.
Banyak
yang bilang bayi di bawah 1 tahun sebaiknya diberi bubur nasi saja untuk
sehari-hari. Makanan sejenis nasi atau serelia memang tidak buruk bagi bayi,
tapi dapat membatasi nutrisi yang diterimanya. Selain itu dapat juga menyebabkan
mereka pilih-pilih makanan. Nah, penelitian baru menjelaskan kalau bayi tidak
masalah diberi sumber karbohidrat lain selain nasi.
Bahkan
bila Bunda menerapkan metode MPASI, Bunda bisa mengenalkan berbagai makanan,
seperti potongan brokoli, bahkan makanan keluarga, sejak si kecil mulai pertama
MPASI. MPASI dianjurkan untuk diberikan mengikuti 4 prinsip berikut:
1.
Aman
dan higienis (safe)
Perhatikan kebersihan tangan, bahan, dan peralatan MPASI
selama proses persiapan, pembuatan, penyimpanan, dan penyajian MPASI. Pisahkan
talenan untuk memotong bahan makanan mentah dan bahan makanan matang. Cucilah
tangan sebelum mempersiapkan MPASI, dan sebelum menyuapi anak.
2.
Tepat
waktu
MPASI diberikan pada usia yang tepat, yaitu ketika ASI
saja tidak mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. IDAI dan WHO merekomendasikan
pemberian MPASI selambat-lambatnya usia 6 bulan. Namun pada kondisi tertentu,
misalnya kenaikan berat badan (BB) yang kurang baik, Si Kecil dapat mulai
diberikan MPASI setelah dievaluasi penyebabnya dan setelah kesiapan makannya
dinilai oleh dokter. Tanda kesiapan memulai MPASI yang harus dinilai bersama
dokter, yaitu:
·
Si Kecil menunjukkan
ketertarikan terhadap makanan.
·
Leher tegak dan Si
Kecil dapat mengangkat kepala sendiri tanpa bantuan.
· Refleks ‘melepeh’ (mengeluarkan makanan dari mulut) berkurang.
3.
Diberikan
dengan cara yang tepat (properly fed)
Pemberian MPASI diberikan dengan cara yang responsif
(responsive feeding), artinya pemberian MPASI ini harus konsisten sesuai sinyal
lapar dan kenyang dari Si Kecil. Walaupun diberikan dengan cara yang responsif,
pemberian MPASI tetap perlu jadwal yang teratur, yaitu tiga kali makanan utama
dan dua kali makanan kecil di antaranya, dengan waktu makan tidak boleh lebih
dari 30 menit.
Bila Si Kecil menunjukkan tanda tidak mau makan
(mengatupkan mulut, memalingkan wajah, atau menangis), tawarkan kembali makanan
secara netral, yaitu tanpa membujuk ataupun memaksa. Bila setelah 10-15 menit
tetap tidak mau makan, akhiri proses makan. Ibu harus bersabar dan mendorong
bayi makan sendiri sesuai tahapan usia Si Kecil. Hindari memaksa Si Kecil
menghabiskan makanan.
4.
Cukup
(adequate)
Menu MPASI yang diberikan disarankan mengandung kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhi lagi oleh ASI, terutama jumlah energi, protein, zat besi, dan zinc. Tidak ada satu jenis makanan yang dapat memenuhi semuanya. Oleh karena itu, berikan MPASI yang bervariasi dan mencukupi sumber karbohidrat, protein hewani dan nabati, lemak, serta mikronutrien, yaitu vitamin dan mineral.
Ketika usia anak memasuki 6
bulan, pemenuhan gizi idealnya juga harus didampingi dengan makanan padat alias
MPASI (makanan pendamping ASI). Tujuannya sebagai pelengkap asupan nutrisi dan
kalori yang belum terpenuhi dari ASI. Berikut adalah berbagai manfaat pemberian
MPASI pada bayi mulai usia 6 bulan:
·
Sumber Energi
·
Melatih Motorik Halus
si Kecil
·
Belajar Makan Sendiri
·
Melatih Kepekaan
Sensoris
·
Melengkapi Sumber
Nutrisi Bayi
·
Mendukung
Perkembangan Kemampuan Oromotor
·
Membentuk Selera
Makan
·
Membentuk Pola Makan
Sehat
· Belajar Kapan Lapar dan Kenyang
Para
orang tua perlu menikmati seluruh proses pemberian MPASI, karena selain
bertujuan untuk memberikan nutrisi dan melatih kemampuan makan Si Kecil, MPASI
juga bermaksud membentuk kedekatan bayi dengan orang tua.