Teknologi yang semakin maju, tentunya membawa banyak
manfaat bagi kehidupan kita, di antaranya, kemudahan dalam menjalin komunikasi
dengan yang jauh, penyebaran informasi yang lebih merata, dan memudahkan
aktivitas kita sehari-hari. Di sisi lain, penyebaran informasi yang amat mudah
ini, juga bisa membawa sisi negatif, misalnya konten berisi pornografi yang
menjadi mudah dijangkau oleh anak-anak. Tanpa pengawasan dan arahan orangtua,
perihal ini bisa merusak anak-anak.
Fungsi
Pendidikan Seksual pada Anak
Dengan pengetahuan tentang seksual
kepada anak, bisa memenuhi rasa ingin tahu anak. Hal ini, berguna untuk
mencegah anak melakukan aktivitas seksual yang tidak benar. Selain itu,
pendidikan seksual kepada anak juga dapat mencegah anak tidak terkejut saat
masuk usia pubertas, dan hal ini bisa mendorong anak menjaga organ
reproduksinya, mencegah kehamilan usia dini serta mencegah terjadinya pelecehan
seksual.
Cara
Memberikan Pendidikan Seksual pada Anak Sesuai Tahapan Usia
Berikut adalah tips untuk memberikan
pendidikan seks pada anak berdasarkan rentang usianya.
·
Usia
1-3 tahun
Tentunya, berbicara pada anak-anak dalam
rentang usia ini, masih amat sulit, karena si Kecil belum mengerti dengan baik
apa yang sedang Ibu bicarakan. Ibu harus pintar mengatur strategi, dengan
menggunakan pendekatan dan kata-kata yang sederhana.
Mulailah mengajar anak untuk mengenal
nama-nama organ tubuh, hal ini bisa dilakukan sembari memandikan anak atau
memakaikannya baju. Jika Ibu mengalami rasa yang kurang nyaman ketika
mengajarkan anak, Ibu bisa menggunakan buku bergambar sebagai medianya. Pada
usia balita, anak laki-laki senang mengeksplor kemaluannya, hal ini adalah
normal dan juga bisa dimanfaatkan untuk pendidikan seks anak.
Contoh, Ibu bisa bertanya tentang apa
yang sedang dipegangnya, apa fungsinya dan ajari anak bahwa hal tersebut
(memegang kemaluan) semestinya hanya dilakukan di tempat tertutup, dan ketika
sedang tidak ada orang lain.
·
Usia
3 - 5tahun
Memberikan pendidikan seksual pada anak
untuk usia 3 tahun ke atas bisa dimulai dengan mengenalkan fungsi tubuh dan
privasi terhadap dirinya.
Pemahaman tentang Tubuh :
Ø Nama-nama bagian tubuh yang benar dan apa fungsinya.
Ø Mengenalkan organ reproduksi perempuan dan laki-laki,
yakni vagina dan penis.
Ø Kenalkan Si Kecil bahwa baik laki-laki maupun perempuan
memiliki puting, bokong, hidung, tangan, dan lain-lain.
Ø Ketahui bahwa tubuh setiap orang berbeda dan tidak
masalah kalau terlihat berbeda.
Pada usianya yang sekarang ini, Ibu
memberi pendidikan seks lebih lanjut, misalnya mengajari anak tentang rasa
malu. Seperti, malu jika dilihat orang lain ketika kita tidak berpakaian atau
pakaian kita terbuka.
Anak juga mesti mulai diajari adalah
tentang ‘menyentuh’ dan ‘disentuh’. Artinya, anak seharusnya tahu bahwa bagian
tubuhnya tertentu tidak boleh disentuh oleh orang lain, anak juga tidak boleh
menyentuh bagian tersebut di tubuh orang lain dan orang lain harus meminta
izinnya seandainya mesti menyentuh tubuhnya.
·
Usia
5 - 8 tahun
Ada dua hal yang bisa menjadi topik
pendidikan seks pada masa sekolah dasar atau puber. Di antaranya, ajari anak
mengenai tubuhnya yang sedang berkembang. Misalnya, mengajari anak perempuan
tentang pentingnya mengenakan miniset atau bra, untuk menutup payudaranya yang
sedang tumbuh dan cara menggunakan pembalut agar kebersihan organ intimnya
terjaga.
Contoh lainnya adalah menginformasikan
pada anak mengenai pelecehan seksual. Tentunya hal ini tergantung pada
penilaian masing-masing orangtua, namun, memberi informasi pada anak sejak dini
dinilai lebih baik daripada terlambat. Memberi pendidikan seks seperti ini
diharapkan bisa menyelamatkan anak dari bahaya pelecehan seks, pun, anak bisa
membantu temannya juga dari bahaya ini.
·
Usia
9-12
Pendidikan seks pada anak remaja menjadi
semakin penting, mengingat anak sudah amat mudah untuk mengakses dan terpapar
konten pornografi yang bisa memicu banyak hal negatif bagi anak. Dunia
pergaulan anak-anak pun menjadi lebih luas, maka Ibu juga perlu untuk memantau
siapa dan seperti apa lingkungan sekitar anak.
Mulailah untuk membahas serba-serbi seks
yang lebih kompleks dengan anak, meskipun hal ini terdengar canggung, namun
sebaiknya anak lebih dulu mengetahui risiko seks, sehingga ia memiliki pilihan
dan pengetahuan yang baik.
Tekanan dari teman-teman sebayanya, rasa
penasaran atau kesepian bisa memicu anak untuk melakukan seks terlalu dini.
Buat anak mampu memahami, bahwa seks adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang
dewasa, dan ada banyak cara lain untuk menunjukkan kasih sayang selain melalui
seks, misalnya dengan memberikan hadiah, berbagi sesuatu (misalnya makanan),
dst. Anak juga perlu mengetahui jikalau melakukan seks bukanlah sesuatu yang
seharusnya dilakukan karena ada tekanan, paksaan atau takut diejek.
Kondisikan anak sedari kecil dengan kebiasaan yang baik,
seperti keluar kamar mandi dengan tidak dalam keadaan telanjang. mempelajari
nama-nama organ dan bagian tubuhnya. Yang tak kalah penting, beritahu anak
bahwa tidak ada yang boleh melihat, bahkan menyentuh bagian tubuh intimnya,
kecuali orang tua atau pengasuh yang dipercaya. Suatu saat, ada kalanya ketika
anak mulai bertanya mengenai organ reproduksi, saat itulah orang tua dapat
mulai menjelaskan dengan memperhatikan usia anak. Berikan juga pemahaman dasar
kepada anak bahwa fisik anak laki-laki dan perempuan berbeda. Ketika anak mulai
bertanya, orang tua sebaiknya tidak mengabaikan dan risih. Jawablah pertanyaan
dari hati ke hati dan terbuka.