Stunting merupakan salah satu masalah
gizi kronis yang serius di Indonesia. Stunting terjadi ketika pertumbuhan fisik
dan perkembangan anak terhambat, sehingga tinggi badan anak lebih pendek dari
tinggi badan yang seharusnya sesuai dengan usianya. Berikut beberapa indikator
stunting pada anak di Indonesia yang perlu diperhatikan.
1. Tinggi Badan Menurut Usia (TB/U)
Salah satu indikator
utama untuk mengidentifikasi stunting adalah tinggi badan anak menurut usia.
Indikator ini menunjukkan apakah tinggi badan anak sesuai dengan tinggi badan
yang diharapkan pada usianya. Bila tinggi badan anak jauh di bawah garis
referensi yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO), ini
mengindikasikan kemungkinan stunting.
2. Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Indikator lain yang
digunakan untuk mengevaluasi pertumbuhan anak adalah berat badan anak
dibandingkan dengan tinggi badannya. Jika berat badan anak jauh di bawah tinggi
badan yang seharusnya, ini juga dapat menjadi tanda stunting.
3. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Lingkar lengan atas
adalah pengukuran lingkar pada lengan atas anak. Indikator ini digunakan untuk
mengevaluasi status gizi anak dan dapat memberikan petunjuk mengenai adanya
stunting. Jika lingkar lengan atas anak di bawah batas yang ditetapkan, ini
dapat mengindikasikan stunting.
4. Indeks Massa Tubuh (IMT)
Indeks massa tubuh adalah perbandingan antara berat badan dan tinggi badan anak. Indeks ini digunakan untuk mengevaluasi komposisi tubuh anak dan dapat memberikan informasi mengenai stunting. Jika anak memiliki indeks massa tubuh yang rendah, ini dapat menjadi indikasi adanya masalah stunting.
Selain indikator yang disebutkan di
atas, terdapat faktor lain yang dapat menjadi penanda stunting pada anak,
seperti pertumbuhan lambat, perkembangan motorik terhambat, dan masalah
kognitif. Penting untuk diingat bahwa indikator stunting ini tidak dapat
ditentukan hanya dengan melihat satu parameter saja, tetapi harus dilihat
secara komprehensif dengan mempertimbangkan beberapa indikator dan dengan
mengacu pada standar referensi yang ditetapkan.
Penanganan stunting pada anak
membutuhkan pendekatan yang holistik dan melibatkan berbagai pihak, termasuk
keluarga, tenaga kesehatan, dan pemerintah. Upaya pencegahan dan penanganan
stunting melibatkan pemberian nutrisi yang cukup, pendidikan gizi kepada ibu
dan keluarga, akses ke air bersih dan sanitasi yang baik, serta perhatian pada
praktik pemberian makanan yang seimbang dan bergizi pada anak.
Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang indikator stunting anak di Indonesia, diharapkan kita dapat lebih peka
terhadap masalah ini dan bekerja bersama-sama untuk mencegah serta mengurangi
angka stunting di negara kita.