Diabetes
melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah gangguan metabolisme yang
timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang
berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon
insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.
Tubuh
membutuhkan hormon insulin untuk membantu sel-sel, jaringan, dan organ tubuh
menggunakan glukosa atau gula darah sebagai sumber energi. Hormon insulin ini
dihasilkan di pankreas.
Ketika
hormon insulin berkurang atau sel-sel tubuh kesulitan menggunakan insulin, maka
dapat terjadi penumpukan gula darah. Hal inilah yang menyebabakan penyakit
diabetes.
Kasus Diabetes pada Anak
Prevalensi
kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Jumlah
tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetes anak tahun 2010 atau 0,028 per
100.000 anak dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000.
Kasus
diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak,
kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah tipe 1. Sedangkan, diabetes tipe 2
sebanyak 5-10 persen dari keseluruhan kasus diabetes anak.
Selain
itu, hampir 60% penderitanya adalah anak perempuan. Sedangkan berdasarkan
usianya, sebanyak 46% berusia 10-14 tahun, dan 31% berusia 14 tahun ke atas.
Tipe-Tipe
Diabetes pada Anak Penyebabnya
Berdasarkan
penyebabnya, penyakit diabetes pada anak secara umum terbagi menjadi 2 tipe,
yaitu:
1.
Diabetes
tipe 1
Diabetes
tipe 1 adalah tipe diabetes yang yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan
remaja. Namun diabetes tipe 1 juga terkadang bisa menyerang bayi, balita, dan
orang dewasa.
Gejala
diabetes pada anak tipe 1 kebanyakan karena kurangnya energi akibat
ketidakmampuan tubuh menggunakan zat gizi yang masuk. Tingginya kadar gula dalam
aliran darah juga menarik air dari tubuh ke aliran darah lalu turun ke urin,
sehingga menyebabkan dehidrasi.
Hingga
saat ini, penyebab pasti terjadinya diabetes tipe 1 pada anak belum diketahui.
Namun, seorang anak bisa rentan terkena diabetes tipe1 apabila ia memiliki
faktor risiko berikut:
o
Genetik atau keturunan, misalnya memiliki
riwayat diabetes tipe 1 dalam keluarga.
o
Riwayat infeksi virus.
o
Pola makan kurang sehat, misalnya sering
mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, misalnya permen, es krim, jus buah
kemasan, atau buah kering.
Gejala
diabetes tipe 1 pada anak dan bayi bisa terjadi mendadak, tapi seringkali sulit
terdiagnosis. Anak lebih sering buang air kecil (popok lebih cepat penuh atau
anak lebih sering mengompol), rewel, dan perubahan mendadak pada penglihatan,
misalnya pandangan kabur (jika kadar gula sangat tinggi). Anak perempuan
mungkin mengalami infeksi jamur. Penurunan berat badan seringkali merupakan
gejala umum sebelum diagnosis.
2.
Diabetes
tipe 2
Diabetes
tipe 2 disebabkan oleh resistensi insulin atau kondisi ketika sel-sel tubuh
anak kesulitan menggunakan insulin untuk memanfaatkan gula darah sebagai
energi. Pada kasus tertentu, diabetes tipe 2 juga bisa terjadi akibat
berkurangnya produksi insulin. Karena terjadinya gangguan tersebut, kadar gula
darah anak dapat meningkat. Diabetes tipe 2 biasanya rentan terjadi pada anak
berusia berusia di atas 10 tahun atau pada usia remaja.
Ada
beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak rentan terkena diabetes tipe 2,
yaitu:
o
Memiliki orang tua atau saudara dengan
riwayat penyakit diabetes.
o
Berat badan berlebih atau obesitas pada anak.
o
Kebiasaan sering mengonsumsi makanan tinggi
gula dan lemak.
o Kurang aktif bergerak atau jarang olahraga.
Gejala-Gejala Diabetes pada Anak
Gejala
diabetes tipe 1 dan 2 juga secara umum sulit dibedakan dan sering kali mirip
satu sama lain. Sebagian anak yang menderita diabetes tipe 1 atau pun tipe 2
tidak menunjukkan adanya gejala atau merasakan adanya keluhan.
Namun,
pada sebagian anak yang lain, diabetes dapat menimbulkan beberapa gejala
berikut ini:
a. Tingkat
A1C lebih tinggi dari 6,5 Persen
b. Terus
Merasa Haus
c. Mudah
Lelah
d. Penglihatan
yang Kabur
e. Daerah
Kulit yang Gelap
f. Penurunan
Berat Badan
g. Muncul luka atau infeksi di tubuh yang sulit sembuh
Cara Mengatasi Diabetes pada Anak
Jika anak terdiagnosis menderita diabetes tipe 1, maka dokter akan memberikan terapi insulin untuk mengendalikan gula darah.
Sementara jika anak terkena diabetes tipe 2, dokter akan memberikan obat-obatan antidiabetes. Terapi insulin juga dapat diberikan pada diabetes tipe 2, jika diabetes yang diderita anak sudah sudah berat.
Diabetes yang terlambat ditangani umumnya akan menimbullkan sejumlah komplikasi berat yang dapat membahayakan kondisi anak. Oleh sebab itu, pastikan orang tua memeriksakan kondisi anak ke dokter anak apabila ia memiliki risiko tinggi atau sudah menunjukkan beberapa gejala diabetes pada anak.