Dampak Psikologis Anak dalam Keluarga Broken Home

Keluarga merupakan lingkungan utama di mana seorang anak tumbuh dan berkembang. Namun, tidak semua anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dalam keluarga yang utuh.

09 Dec 2024 11:39

Keluarga merupakan lingkungan utama di mana seorang anak tumbuh dan berkembang. Namun, tidak semua anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dalam keluarga yang utuh. Salah satu situasi yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis anak adalah keluarga broken home, di mana orang tua tidak tinggal bersama karena perceraian, perpisahan, atau kematian salah satu orang tua.

1.   Stres Emosional


Anak-anak dalam keluarga broken home mungkin mengalami tingkat stres emosional yang lebih tinggi daripada anak-anak dalam keluarga yang utuh. Mereka harus beradaptasi dengan perubahan dalam rutinitas, pemisahan dari salah satu orang tua, atau pergantian tempat tinggal. Ketidakpastian dan perasaan kehilangan yang mungkin muncul dapat menyebabkan stres yang signifikan pada anak.

2.   Perasaan Bersalah dan Tanggung Jawab


Anak-anak dalam keluarga broken home seringkali merasa bersalah atas situasi yang terjadi. Mereka mungkin memikirkan bahwa mereka sendirilah yang menyebabkan perpisahan orang tua atau merasa bertanggung jawab atas masalah dalam keluarga. Perasaan ini dapat mempengaruhi harga diri dan kesejahteraan psikologis anak.

3.   Gangguan Emosi dan Perilaku

Beberapa anak dalam keluarga broken home dapat mengalami gangguan emosi dan perilaku. Mereka mungkin menunjukkan gejala seperti kecemasan, depresi, kemarahan, atau kesulitan dalam mengatur emosi. Perubahan dalam lingkungan keluarga dan stres yang dialami dapat memengaruhi keseimbangan emosional anak dan menyebabkan perubahan perilaku yang tidak sehat.

4.   Rendahnya Prestasi Akademik

Dampak keluarga broken home juga dapat terlihat dalam prestasi akademik anak. Anak-anak mungkin mengalami kesulitan konsentrasi, motivasi yang rendah, atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan rutinitas. Hal ini dapat berdampak pada penurunan prestasi akademik dan kesulitan dalam mencapai potensi mereka secara penuh.

5.   Gangguan Hubungan Sosial

Anak-anak dalam keluarga broken home mungkin menghadapi tantangan dalam menjalin hubungan sosial. Mereka mungkin merasa canggung atau sulit membentuk ikatan yang erat dengan teman sebaya. Perasaan ketidakamanan atau ketidakstabilan dalam lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kemampuan anak untuk berinteraksi dan membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain.

Dalam menghadapi dampak psikologis anak dalam keluarga broken home, penting bagi orang tua dan caregiver untuk memberikan dukungan emosional yang tepat. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

·         Berkomunikasi secara terbuka dengan anak dan memberikan penjelasan yang sesuai tentang situasi keluarga.

·         Menciptakan lingkungan yang stabil dan konsisten untuk anak.

·         Memberikan dukungan emosional dan memfasilitasi ekspresi perasaan anak.

·         Mendorong partisipasi anak dalam aktivitas sosial yang positif dan pengembangan minat dan bakat mereka.

·         Melibatkan anak dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi mereka secara langsung.

Berpisahnya orang tua dan kehidupan dalam keluarga broken home bukanlah situasi yang mudah, terutama bagi anak-anak. Namun, dengan dukungan dan perhatian yang tepat, banyak anak mampu mengatasi dampak psikologis yang dihadapinya dan berkembang menjadi individu yang kuat dan tangguh. Penting bagi orang tua dan caregiver untuk mencari bantuan profesional jika diperlukan, seperti konselor atau psikolog anak, dalam mendukung anak-anak dalam menghadapi tantangan ini.

Related Articles

Artikel Terbaru