Membeli car seat untuk bayi
bisa memudahkan dan membuat perjalan bersama Si Kecil menjadi lebih aman.
Penggunaan car seat bisa membantu anak duduk lebih nyaman selama berada di
dalam mobil. Meski sangat membantu, salah menggunakan alat bantu yang satu ini ternyata
bisa sangat berbahaya, lho. Maka dari itu, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam membeli dan memilih car seat untuk anak.
Setelah memilih jenis car
seat yang tepat, ibu juga wajib mengetahui cara penggunaan kursi khusus ini.
Hal itu bertujuan untuk menjaga anak tetap selamat dan aman selama perjalanan.
Jika digunakan dan dipasangkan dengan benar, car seat disebut bisa menurunkan
risiko bahaya jika sampai terjadi gangguan atau kecelakaan dalam perjalanan.
Memasang car seat harus dilakukan dengan cermat dan mengikuti aturan yang
tepat.
Cara Meletakkan Car Seat Bayi di Mobil
Meletakkan dudukan bayi di
dalam mobil tidak boleh sembarangan. Ada beberapa posisi aman yang sebaiknya Anda lakukan saat
menggunakan car seat, seperti berikut ini:
·
Jika Anda memposisikan kursi bayi ke arah
belakang, barisan tengah mobil merupakan posisi yang lebih aman. Pasalnya,
posisi ini akan menghindari potensi bayi terlempar keluar mobil ketika terjadi
kecelakaan.
·
Menempatkan kursi di belakang kursi pengemudi
juga menjadi salah satu posisi yang aman untuk anak.
·
Tempat terbaik berikutnya untuk meletakan
dudukan bayi adalah pada bagian tengah di barisan belakang mobil, terutama pada
mobil yang memiliki 3 baris atau model SUV. Posisi ini dianggap lebih aman
karena kita pun lebih mudah untuk menjaga bayi.
·
Berada di belakang penumpang depan. Akan
tetapi, jangan lupa untuk memberikan jarak aman antara kursi dan baby car seat.
Hindari
Kesalahan Memasang Car Seat
Selain
bertujuan untuk menjaga keselamatan anak selama perjalanan, memasang car seat
tidak boleh dilakukan dengan sembarang. Alih-alih membuat aman, kesalahan dalam
memasang alat ini malah bisa berbahaya bahkan menyebabkan Si Kecil terjatuh
atau terjepit. Ada beberapa kesalahan dalam memasang car seat yang sebaiknya
dihindari, yaitu:
o
Salah Posisi
o
Ikatan Kurang Kencang
o
Menambah Alas
o Mengikat Terlalu Tinggi
Kesalahan Penggunaan Car Seat
o
Tidak melepas pakaian luar anak
o
Tidak menggunakan sabuk pengaman yang lengkap
o
Pindah ke kursi booster terlalu cepat
o
Beralih dari car seat ke kursi biasa dengan
sabuk pengaman
o
Membaringkan anak pada sudut kursi yang salah
o Mendudukkan anak di kursi depan mobil
Manfaat
Menggunakan Car Seat
Lantas,
mengapa anak harus memakai car seat anak? Apa yang terjadi jika anak tidak
memakai car seat anak saat terjadi kecelakaan?
·
Menggendong
bayi saat naik mobil bukan bentuk melindungi mereka
Banyak
Ibu yang merasa bahwa dengan menggendong bayi di mobil, maka mereka sudah
memberikan proteksi terbaik kepada si kecil. Padahal, alih-alih melindungi si
kecil, kenyataannya adalah si kecil lah yang menjadi pelindung Ibu saat
kecelakaan terjadi. Pegangan dan pelukan Ibu tidak cukup kuat untuk menahan
gaya yang terjadi saat kecelakaan terjadi.
Penggunaan
gendongan (baby carrier) juga bukan jawaban sebagai cara menggendong bayi
dengan aman saat berkendara menggunakan mobil karena gendongan bayi bukanlah
alat keselamatan. Gaya yang sangat besar saat sebuah mobil berhenti melaju
tiba-tiba bahkan hanya pada kecepatan 60 km/jam akan membuat bayi terloncat
keluar dari gendongan. Oleh karena itu, penggunaan car seat anak saat
berkendara di mobil penting untuk memberikan fitur keselamatan bagi anak.
·
Fungsi
car seat anak sama seperti fungsi seat belt bagi orang dewasa
Fitur
keselamatan paling utama yang dimiliki sebuah mobil adalah seatbelt. Fungsi
seatbelt adalah mengikat bagian tubuh di 3 titik terkuat tubuh agar badan tetap
terikat di kursi jika terjadi kecelakaan pada kendaraan.
Saat
terjadi kecelakaan, wilayah yang paling aman adalah tetap berada di dalam
mobil. Penggunaan seatbelt yang tepat menjaga agar tubuh tetap berada di dalam
mobil karena wilayah di luar mobil adalah area berbahaya dan memiliki risiko
jauh lebih besar. Risiko tersebut berupa terhempas terkena benda keras,
tergesek aspal jalanan, hingga ditabrak oleh kendaraan lain.
·
Cedera
pada anak bisa lebih parah dibandingkan orang dewasa
Saat
kecelakaan terjadi, gaya yang terjadi pada tubuh bisa puluhan kali dari berat
tubuh. Kemungkinan besar, dengan dampak yang sama, cedera yang dialami anak
bisa lebih parah daripada orang dewasa karena fisiologis tubuhnya lebih rentan
daripada orang dewasa.
Salah
satunya adalah bentuk tulang belakang anak yang berbeda dari tulang belakang
orang dewasa. Pada orang dewasa, tiap segmen tulang belakang saling terkait. Sementara,
tiap segmen tulang belakang anak tidak mengait satu sama lain sehingga jika
sang anak mengalami lontaran ke depan, potensi ia cedera tulang besar lebih
besar daripada orang dewasa. Salah satu cedera yang diakibatkan oleh cedera
tulang belakang adalah lumpuh.
·
Efek
yang dirasakan tubuh saat kecelakaan seperti jatuh dari lantai 3
Hanya dengan kecepatan mobil melaju sebesar 60 km/jam, mobil yang berhenti mendadak memberikan reaksi seperti jatuh dari lantai 3 kepada anak. Padahal, kecepatan 60 km/jam pada mobil adalah kecepatan standar yang tidak begitu kencang dan bukannya mengebut.
Salah satu tugas penting
yang kerap terlupakan oleh para orangtua adalah menjaga keselamatan anak,
termasuk saat berkendara. Tiap tahun, 60% korban kecelakaan di Indonesia adalah
anak-anak.
Kecelakaan lalu lintas
adalah penyebab nomor 8 kematian di dunia, lebih banyak dibanding kasus
kematian akibat HIV/AIDS menurut WHO. Selain itu, kematian akibat kecelakaan
lalu lintas juga terbanyak kedua setelah akibat penyakit serius. Pada anak usia
5 sampai 14 tahun, kematian akibat kecelakaan lalu lintas adalah kedua
terbesar.
Di Indonesia sendiri, 5%
dari korban kecelakaan lalu lintas adalah anak-anak berusia di bawah 9 tahun.
Sayangnya, belum ada peraturan terkait pemakaian car seat anak di Indonesia.