Hampir 70% orangtua pernah
menghukum anak sendiri dengan hukuman fisik. Padahal, para psikolog anak sangat
tidak menganjurkan untuk memberikan hukuman seperti itu, mengingat hukuman
fisik akan memiliki dampak membahayakan untuk anak dewasa nanti.
Setiap kali Anda ingin
menghukum anak, cobalah untuk mengikuti garis besar. Pertama, identifikasi dulu
masalah yang dibuatnya, lalu Anda bisa jelaskan dampak dari perbuatannya.
Ada beberapa tips untuk
menerapkan hukuman yang mendidik yang secara efektif mengajar anak-anak untuk
mengelola perilakunya sambil membantu perkembangan yang sehat, seperti:
· Tetapkan batas. Miliki aturan yang jelas dan
konsisten yang dapat diikuti anak. Pastikan untuk menjelaskan aturan-aturan ini
dalam istilah yang sesuai dengan usia yang dapat dipahami anak.
· Dengarkan anak. Mendengarkan itu penting.
Biarkan anak menyelesaikan cerita sebelum membantu memecahkan masalah.
Perhatikan saat-saat ketika perilaku buruk memiliki pola, seperti jika anak
merasa cemburu. Bicarakan dengan anak tentang hal ini daripada hanya memberikan
konsekuensi.
· Tahu kapan harus tidak merespon. Selama anak
tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dan diapresiasi saat berperilaku baik,
mengabaikan perilaku buruk bisa menjadi cara yang efektif untuk
menghentikannya. Mengabaikan perilaku buruk juga dapat mengajarkan anak
konsekuensi alami dari sebuah tindakan. Misalnya, jika anak melempar dan
merusak mainannya, dia tidak akan bisa memainkannya.
· Arahkan. Terkadang anak-anak berperilaku
tidak baik karena bosan atau tidak tahu apa-apa. Temukan hal lain untuk
dilakukan oleh anak.
· Berikan konsekuensi. Dengan tenang dan tegas,
jelaskan konsekuensinya jika anak tidak berperilaku baik. Misalnya, katakan
padanya bahwa jika dia tidak mengambil mainannya, Moms akan menyimpannya selama
sisa hari itu. Bersiaplah untuk segera menindaklanjuti. Jangan menyerah dengan
mengembalikannya setelah beberapa menit. Tapi ingat, jangan pernah mengambil
sesuatu yang benar-benar dibutuhkan anak seperti makanan.
· Tunjukkan dan beritahu. Ajari anak benar dan
salah dengan kata-kata dan tindakan yang tenang. Contohkan perilaku yang ingin
Moms lihat pada anak-anak Si Kecil.
· Beri perhatian. Alat yang paling ampuh untuk disiplin yang efektif adalah perhatia, ini untuk memperkuat perilaku yang baik. Semua anak selalu menginginkan perhatian orang tua.
Saat menghukum anak,
orangtua mungkin lupa bahwa hukuman tidak seharusnya membuat anak takut, namun
tujuan menghukum anak adalah untuk mengajari anak pentingnya perilaku yang baik.
Berikut adalah hukuman inovatif untuk anak-anak, yang tidak keras dan
memastikan bahwa anak dapat belajar pentingnya mengikuti aturan:
1.
Belajar
ekstra
Oran
tua dapat menjelaskan kepada anak bahwa sampai nilainya naik, ia perlu
meluangkan waktu ekstra untuk berlatih materi ini meskipun itu berarti lebih
sedikit waktu bermain. Cara ini akan membantu anak mempelajari materi yang
sulit, dan ia akan senang bahwa Mama akan membantu anak belajar alih-alih
memarahinya.
2.
Pertukaran
peran
Oran tua perlu menyadari permainan
pertukaran peran yang dimainkan ini untuk bersenang-senang, tetapi ketika ini
menjadi hukuman, Orang tua dapat membuat anak melakukan salah satu tugas rumah
tangga yang sering dilakukan dan yang menurutnya membosankan.
3.
Merapikan
kekacauan
Ini
adalah cara yang efektif untuk memastikan anak merapikan barang-barang setelah
membuat kekacauan. Misalnya, jika anak mama meninggalkan mainan atau
perlengkapan seni di kamarnya, ambil mainan itu dan sembunyikan.
Beri
tahu anak bahwa ia akan kehilangan hak istimewanya untuk menggunakan
perlengkapan seni itu, atau bermain dengan mainannya sampai ia mau membersihkan
dirinya sendiri.
4.
Waktu
tidur lebih awal
Jika anak berperilaku buruk, beri tahu bahwa waktu bermainnya akan berkurang, dan ia harus tidur lebih awal di malam hari. Hari-hari saat anak berperilaku baik, dapat diberikan waktu bermain ekstra.
5.
Toples
hukuman
Diskusikan dengan anak dan buat daftar hukuman kreatif. Selanjutnya, tuliskan hukuman ini di selembar kertas dan masukkan ke dalam toples. Ketika anak berperilaku buruk, mintalah ia untuk mengambil sedikit dari toples hukuman dan melakukan apa pun yang tertulis di atasnya. Hukuman ini harus membantu anak mempelajari sesuatu yang baru atau memanfaatkan waktu dengan lebih baik.
Itulah beberapa cara hukuman
inovatif yang bisa diterapkan di rumah. Setiap anak perlu didisiplinkan dengan
cara yang tidak terlalu keras, namun tetap mendorong mereka untuk memperbaiki
perilaku dan mendengarkan orangtua.