Memberi Hukuman yang Mendidik pada Anak

Hampir 70% orangtua pernah menghukum anak sendiri dengan hukuman fisik.

06 Jun 2023 11:16

Hampir 70% orangtua pernah menghukum anak sendiri dengan hukuman fisik. Padahal, para psikolog anak sangat tidak menganjurkan untuk memberikan hukuman seperti itu, mengingat hukuman fisik akan memiliki dampak membahayakan untuk anak dewasa nanti.

Setiap kali Anda ingin menghukum anak, cobalah untuk mengikuti garis besar. Pertama, identifikasi dulu masalah yang dibuatnya, lalu Anda bisa jelaskan dampak dari perbuatannya.

Ada beberapa tips untuk menerapkan hukuman yang mendidik yang secara efektif mengajar anak-anak untuk mengelola perilakunya sambil membantu perkembangan yang sehat, seperti:

·        Tetapkan batas. Miliki aturan yang jelas dan konsisten yang dapat diikuti anak. Pastikan untuk menjelaskan aturan-aturan ini dalam istilah yang sesuai dengan usia yang dapat dipahami anak.

·        Dengarkan anak. Mendengarkan itu penting. Biarkan anak menyelesaikan cerita sebelum membantu memecahkan masalah. Perhatikan saat-saat ketika perilaku buruk memiliki pola, seperti jika anak merasa cemburu. Bicarakan dengan anak tentang hal ini daripada hanya memberikan konsekuensi.

·        Tahu kapan harus tidak merespon. Selama anak tidak melakukan sesuatu yang berbahaya dan diapresiasi saat berperilaku baik, mengabaikan perilaku buruk bisa menjadi cara yang efektif untuk menghentikannya. Mengabaikan perilaku buruk juga dapat mengajarkan anak konsekuensi alami dari sebuah tindakan. Misalnya, jika anak melempar dan merusak mainannya, dia tidak akan bisa memainkannya.

·        Arahkan. Terkadang anak-anak berperilaku tidak baik karena bosan atau tidak tahu apa-apa. Temukan hal lain untuk dilakukan oleh anak.

·        Berikan konsekuensi. Dengan tenang dan tegas, jelaskan konsekuensinya jika anak tidak berperilaku baik. Misalnya, katakan padanya bahwa jika dia tidak mengambil mainannya, Moms akan menyimpannya selama sisa hari itu. Bersiaplah untuk segera menindaklanjuti. Jangan menyerah dengan mengembalikannya setelah beberapa menit. Tapi ingat, jangan pernah mengambil sesuatu yang benar-benar dibutuhkan anak seperti makanan.

·        Tunjukkan dan beritahu. Ajari anak benar dan salah dengan kata-kata dan tindakan yang tenang. Contohkan perilaku yang ingin Moms lihat pada anak-anak Si Kecil.

·        Beri perhatian. Alat yang paling ampuh untuk disiplin yang efektif adalah perhatia, ini untuk memperkuat perilaku yang baik. Semua anak selalu menginginkan perhatian orang tua.


Saat menghukum anak, orangtua mungkin lupa bahwa hukuman tidak seharusnya membuat anak takut, namun tujuan menghukum anak adalah untuk mengajari anak pentingnya perilaku yang baik. Berikut adalah hukuman inovatif untuk anak-anak, yang tidak keras dan memastikan bahwa anak dapat belajar pentingnya mengikuti aturan:

1.   Belajar ekstra

Oran tua dapat menjelaskan kepada anak bahwa sampai nilainya naik, ia perlu meluangkan waktu ekstra untuk berlatih materi ini meskipun itu berarti lebih sedikit waktu bermain. Cara ini akan membantu anak mempelajari materi yang sulit, dan ia akan senang bahwa Mama akan membantu anak belajar alih-alih memarahinya.

2.   Pertukaran peran

Oran tua perlu menyadari permainan pertukaran peran yang dimainkan ini untuk bersenang-senang, tetapi ketika ini menjadi hukuman, Orang tua dapat membuat anak melakukan salah satu tugas rumah tangga yang sering dilakukan dan yang menurutnya membosankan.

3.   Merapikan kekacauan

Ini adalah cara yang efektif untuk memastikan anak merapikan barang-barang setelah membuat kekacauan. Misalnya, jika anak mama meninggalkan mainan atau perlengkapan seni di kamarnya, ambil mainan itu dan sembunyikan.

Beri tahu anak bahwa ia akan kehilangan hak istimewanya untuk menggunakan perlengkapan seni itu, atau bermain dengan mainannya sampai ia mau membersihkan dirinya sendiri.

4.   Waktu tidur lebih awal

Jika anak berperilaku buruk, beri tahu bahwa waktu bermainnya akan berkurang, dan ia harus tidur lebih awal di malam hari. Hari-hari saat anak berperilaku baik, dapat diberikan waktu bermain ekstra.

5.   Toples hukuman

Diskusikan dengan anak dan buat daftar hukuman kreatif. Selanjutnya, tuliskan hukuman ini di selembar kertas dan masukkan ke dalam toples. Ketika anak berperilaku buruk, mintalah ia untuk mengambil sedikit dari toples hukuman dan melakukan apa pun yang tertulis di atasnya. Hukuman ini harus membantu anak mempelajari sesuatu yang baru atau memanfaatkan waktu dengan lebih baik.

Itulah beberapa cara hukuman inovatif yang bisa diterapkan di rumah. Setiap anak perlu didisiplinkan dengan cara yang tidak terlalu keras, namun tetap mendorong mereka untuk memperbaiki perilaku dan mendengarkan orangtua.

Hukuman tidak boleh mempermalukan anak. Sebaliknya, hukuman harus mengajarkan anak untuk memanfaatkan waktunya dengan lebih baik dan mempelajari sesuatu yang baru sambil mempelajari nilai dari perilaku yang baik.

Related Articles

Artikel Terbaru