Mengenal Sensory Processing Disorder pada Anak

Sensory Processing Disorder (SPD), juga dikenal sebagai gangguan pemrosesan sensorik, adalah kondisi neurologis yang memengaruhi cara anak mengolah dan merespons rangsangan sensorik dari lingkungannya.

13 Dec 2024 15:59

Sensory Processing Disorder (SPD), juga dikenal sebagai gangguan pemrosesan sensorik, adalah kondisi neurologis yang memengaruhi cara anak mengolah dan merespons rangsangan sensorik dari lingkungannya. Pada anak dengan SPD, sistem saraf mereka mungkin over-responsive (terlalu sensitif) atau under-responsive (kurang sensitif) terhadap stimulus sensorik seperti suara, cahaya, sentuhan, bau, rasa, atau gerakan.

Gejala SPD pada anak dapat bervariasi dan dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk interaksi sosial, konsentrasi, keterampilan motorik, dan kesejahteraan emosional. Beberapa gejala umum dari SPD meliputi:

1.  Hiperreaktivitas sensorik


Anak dengan SPD yang hiperreaktif cenderung memiliki sensitivitas yang berlebihan terhadap rangsangan sensorik. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menangani suara keras, cahaya terang, sentuhan kasar, atau bau yang kuat. Mereka juga mungkin menjadi mudah terganggu atau overstimulasi di lingkungan yang ramai atau berisik.

2.  Hiporeaktivitas sensorik


Sebaliknya, anak dengan SPD yang hiporeaktif mungkin memiliki respons sensorik yang kurang sensitif. Mereka mungkin mencari rangsangan sensorik yang intens seperti putaran atau guncangan, atau mereka mungkin tidak merespons secara adekuat terhadap suhu, rasa sakit, atau stimulasi sosial.

3.  Kesulitan dalam koordinasi motorik


Anak dengan SPD juga dapat mengalami kesulitan dalam koordinasi motorik halus atau kasar. Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam menulis, mengikat tali sepatu, bersepeda, atau melakukan kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik halus.

4.  Masalah perilaku dan emosional

Karena kesulitan dalam mengelola rangsangan sensorik, anak dengan SPD mungkin menunjukkan perilaku yang tidak biasa atau emosi yang tidak terkendali. Mereka mungkin mengalami kecemasan, kemarahan, frustrasi, atau ketidaknyamanan secara berlebihan dalam situasi tertentu. Mereka juga mungkin menghindari atau menolak stimulus sensorik tertentu.

Penting untuk menyadari bahwa SPD bukanlah sebuah gangguan yang disebabkan oleh kurangnya kemauan atau disiplin anak. Ini adalah kondisi neurologis yang memengaruhi cara anak mengolah informasi sensorik. Jika Anda mencurigai bahwa anak Anda mungkin memiliki SPD, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis atau terapis yang berpengalaman dalam pengobatan SPD untuk evaluasi dan diagnosis yang akurat.

Perawatan dan intervensi untuk anak dengan SPD biasanya melibatkan terapi sensorik yang terkoordinasi oleh seorang terapis terlatih. Terapi ini bertujuan untuk membantu anak mengelola respons sensorik mereka, meningkatkan keterampilan integrasi sensorik, dan meningkatkan kualitas hidup sehari-hari. Selain itu, pendekatan yang dapat digunakan di rumah dan di lingkungan sehari-hari juga dapat membantu anak dengan SPD, seperti memberikan lingkungan yang terstruktur, mengurangi rangsangan yang berlebihan, atau memberikan dukungan emosional yang diperlukan.

Dalam mendidik anak dengan SPD, penting untuk memberikan pengertian, kesabaran, dan dukungan yang tepat. Mengakui dan memahami tantangan yang dihadapi anak dapat membantu dalam membentuk strategi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Mendukung anak dalam mengembangkan keterampilan pengaturan diri, memperkuat kemampuan sosial, dan menemukan cara yang efektif untuk mengelola respons sensorik mereka adalah langkah penting dalam membantu mereka mengatasi hambatan yang mungkin mereka hadapi.

Penting untuk diingat bahwa setiap anak dengan SPD adalah unik, dan perjalanan mereka akan berbeda. Dengan pengertian, pendekatan yang tepat, dan dukungan yang terkoordinasi, anak-anak dengan SPD dapat mengatasi tantangan mereka dan mencapai potensi mereka secara penuh.

Related Articles

Artikel Terbaru