Autisme
adalah sebuah spektrum gangguan perkembangan yang bisa menyerang siapa saja. Orang
tua bisa melihat ciri-ciri anak autis sejak bayi, balita, atau di usia sekolah.
Penting halnya untuk melihat ciri-ciri anak autis sedini mungkin.
Tidak
pernah mudah untuk mengetahui bahwa anak mengidap autisme. Mempelajari semua
hal mengenai gangguan ini mulai dari penyebab dan bagaimana penanganannya dapat
meredakan rasa takut dan kebingungan orangtua.
Gangguan
spektrum autisme lainnya termasuk sindrom Asperger dan gangguan perkembangan
pervasif atau PDD. Autisme dan kelainan spektrum autisme lainnya mungkin sulit
didiagnosis, karena gejala dan tingkat gangguan mulai dari yang ringan sampai
yang berat berbeda untuk setiap anak.
Ciri-Ciri Anak Autis
Sejak Bayi
Anak
mungkin sudah mulai menunjukkan tanda-tanda autisme di usia dini, tetapi luput
dari perhatian orang tua. Jadi, mulai saat ini orang tua dapat melihat beberapa
ciri anak dengan autisme di bawah ini untuk mendeteksi kondisi anak. Jika Moms
menemukan salah satu dari ciri-ciri anak autis, Moms disarankan untuk segera
berkonsultasi pada dokter atau ahlinya.Untuk itu, simak ciri-ciri anak autis
berikut ini.
·
Anak Tidak
Berekspresi
·
Belum Bisa Merangkak
·
Kaku dan Terlihat
Berbeda
·
Terlalu Sensitif dan
Emosional
·
Berbicara dengan
Terbata-bata
·
Suka Menyendiri
·
Memiliki Ketakutan
Berlebihan
·
Bersikap Agresif dan
Tidak Suka Keramaian
·
Tantrum dan Mudah
Rewel
·
Ceroboh dalam
Beraktivitas
·
Ada Gangguan
Perkembangan
·
Tidak Bersosialisasi
·
Melakukan Perilaku
Berulang
·
Kurang Perhatian
dengan Sekitarnya
·
Terlambat Bicara
· Tidak Merespon Saat Diajak Berinteraksi
Cara Mendampingi dan Mengatasi Anak Penderita Autisme
Sebagai
orang tua tentu tidak mudah menghadapi anak dengan autisme. Orang tua harus
bisa berbesar hati dan bersabar dalam menerima kenyataan bahwa anaknya
menderita autisme sejak kecil. Memang tidak mudah. Ada beberapa cara
mendampingi dan mengatasi anak autis yang mudah diaplikasikan oleh orang tua
seperti berikut:
1.
Jangan
Dikucilkan Dalam Keluarga
Jika anak penderita autisme selalu diremehkan dan
dikucilkan dalam keluarganya sendiri, akan berdampak pada trauma pada diri anak
dan membuat kondisi mentalnya semakin buruk. Kita harus mampu menerima ini
seperti hal yang biasa dan memberikan pengertian pada anak kalau ini sebuah
tantangan yang dihadapi bersama-sama.
2.
Temukan
Cara Berkomunikasi Yang Efektif
Kita harus bisa menemukan cara komunikasi yang paling
efektif. Entah itu dengan verbal, sentuhan, intonasi kalimat, bahasa tubuh,
atau cara memandang. Lakukan observasi
dan percobaan dengan kreatif. Mungkin saja anak kita berkomunikasi dengan
beberapa kombinasi panca indra.
3.
Lebih
Sabar Menghadapinya
Mungkin
butuh kesabaran ekstra dalam menghadapi anak autis. Anda harus memiliki lebih
banyak waktu dan tenaga dalam menghadapinya. Terlebih lagi kondisi mood,
perilaku dan mental seorang anak autis berubah-ubah setiap harinya. Karena itu
orang tua harus bisa lebih sabar dan mengendalikan diri dalam menjaga dan
merawat anak autis.
4.
Melakukan
Fiksasi Pada Anak
Seorang
anak autis memiliki kondisi emosional yang tak menentu. Mereka terkadang jadi
sangat aktif atau terkadang juga menjadi diam tiba-tiba. Bukan hanya itu, anak
autis juga bisa menjadi tantrum tiba-tiba tanpa peduli situasi sekelilingnya
walaupun dalam keramaian.
5.
Tidak
Pernah Memaksakan Anak
Jangan
pernah memaksakan anak untuk bisa berkomunikasi dengan bahasa verbal seperti
layaknya anak normal. Karena anak autis biasanya berkomunikasi dengan bahasa
tubuh dan bahasa isyarat, misalnya bila ingin sesuatu dia akan menunjuk benda
itu. Anda pun harus bisa mengerti dan memahaminya.
6.
Saling
Tukar Informasi Dengan Orang Tua Lain
Anda bisa coba saling berbagi dan bertukar informasi
dengan orang tua lainnya yang juga mempunyai anak autis. Ini akan membantu
dalam menghadapi anak autis, selain itu juga bisa membuat kalian saling
menguatkan. Namun Anda juga perlu menjaga hubungan sosial dengan orang tua yang
memiliki anak normal.
7.
Gunakan
Bantuan Profesional
Banyak organisasi yang menangani anak penderita autisme. Kita bisa meminta bantuan profesional pada mereka. Baik itu dalam bentuk tenaga, terapi, konsultasi, saran atau sekedar semangat.
Penyebab
Autisme
Penelitian
terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi
seseorang terhadap autisme. Beberapa gen telah terlibat. Autisme sering kali
dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan. Autisme juga bisa
menurun dalam keluarga, jadi kombinasi gen tertentu dari orangtua bisa
meningkatkan risiko anak untuk mengalami kondisi tersebut.
Selain
itu, mungkin ada faktor metabolik atau biokimia yang dapat menyebabkan gangguan
spektrum autisme. Penelitian lain melihat pemicu lingkungan, termasuk paparan
virus tertentu. Meski begitu, sejumlah studi komprehensif benar-benar membantah
hubungan yang diklaim antara vaksin dan ASD.
Setiap
anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Anda tidak perlu panik, jika si
kecil lebih lambat dalam berjalan atau berbicara. Namun, orang tua juga tidak
boleh memandang hal ini sebelah mata. Jika keterlambatan si kecil menimbulkan
kekhawatiran, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter. Menunggu lebih lama, bisa
membuat kondisi anak menjadi lebih buruk. Bahkan, mengurangi peluang bagi anak
untuk sembuh dari beberapa masalah kesehatan selain autisme.