Mama, apakah Mama tahu bahwa si Kecil memiliki kemampuan otak yang lebih unggul dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya, atau sering disebut sebagai anak jenius? Oleh karena itu, si Kecil membutuhkan perlakuan khusus untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya dan mendorong keberhasilannya di masa depan.
Menurut National Association for Gifted Children, terdapat delapan tanda yang menunjukkan bahwa seorang anak termasuk dalam kategori istimewa atau jenius. Tanda-tanda ini bahkan bisa terlihat sejak usia 2 tahun, lho!
1. Mulai bicara lebih awal
Image by Freepik
Sebelum mencapai usia 2 tahun, tanda awal potensi kejeniusan pada seorang anak dapat dilihat melalui kemampuan bicara mereka. Biasanya, anak mulai mencoba bicara saat berusia 1 tahun, namun anak jenius bisa menunjukkan kemampuan bicara yang lebih fasih untuk usia mereka dan telah menguasai banyak kata-kata, menunjukkan pemahaman mereka terhadap suku kata. Bagaimana kemampuan bicara anak Anda, Mama?
2. Suka mempertanyakan segala hal
Jika seorang anak jenius sudah mulai mampu berbicara dengan baik dan lebih cepat dari anak-anak pada umumnya, mereka akan masuk ke tahap komunikasi yang lancar. Anak jenius cenderung suka mempertanyakan berbagai hal, walaupun pertanyaannya terdengar unik dan tidak biasa. Namun, hal ini disebabkan oleh keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari segala hal. Sebagai contoh, seorang anak jenius mungkin akan bertanya, “Mama, itu kenapa mainan dedek bisa bergerak?”
3. Tertarik dan Penasaran dengan Dunia Sekitar
Image by dashu83 on Freepik
Anak-anak yang cerdas memiliki ketertarikan pada lingkungan sekitar mereka, Bu. Namun, para jenius sejati memiliki rasa ingin tahu yang tak pernah puas untuk memahami detail-detail kecil tentang bagaimana segala sesuatu terjadi.
Mereka mungkin akan meneliti kebiasaan makan dari setiap spesies mamalia, atau bahkan bertekad untuk memahami cara kerja sebuah alat pemanggang dengan sangat detail.
Anak-anak dengan bakat seperti ini kadang-kadang dapat menguji kesabaran orang tua. Namun, tetaplah memberikan jawaban yang jelas pada pertanyaan mereka agar semangat mereka dalam belajar tidak pudar.
4. Lebih suka ditemani orang dewasa
Image by Freepik
Anak yang memiliki kecerdasan atau kejeniusan mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan teman sebaya karena minat dan kemampuan yang berbeda. Anak-anak yang sangat cerdas juga cenderung merasa bosan di kelas, karena mereka merasa tugas-tugas yang diberikan oleh guru terlalu mudah, sehingga mereka akan mencari tantangan yang lebih besar dengan berbicara dengan orang dewasa.
Untuk mengatasi masalah tersebut, sebagai orang tua dapat membantu anak untuk berteman dengan orang dari segala usia. Hal ini juga dapat membantu mengembangkan keterampilan sosial dan empati pada anak.
5. Pengetahuan mendalam
Anak-anak yang memiliki kecerdasan tinggi sering memiliki pengetahuan yang mendalam dalam satu bidang tertentu atau subjek yang mereka minati, Bunda.
Mereka bisa jadi mampu memberitahu Anda nama ilmiah setiap jenis dinosaurus atau menjelaskan dengan detail bagaimana mesin mobil bekerja. Terlepas dari topiknya, pengetahuan mereka biasanya sangat komprehensif dan luas.
6. Suka membaca
Image by Freepik
Si Kecil yang berbakat akan mulai memasuki tahap pembelajaran membaca setelah ia mulai belajar berbicara, Bunda.
Proses ini dimulai dengan mengenal alfabet, kata-kata, dan kemudian membaca satu kalimat ke kalimat lainnya.
Meskipun dibutuhkan kesabaran dan pendampingan dalam mengembangkan kemampuan membaca anak, si Kecil yang berbakat akan lebih mudah dan cepat melaluinya.
Sehingga tidak jarang mereka sudah bisa membaca bahkan sebelum memasuki usia sekolah. Sudahkah si Kecil membaca buku apa hari ini, Bunda?
7. Fokus dalam beraktivitas
Dalam berbagai penelitian, anak-anak jenius ditemukan mampu menahan diri dari gangguan atau hal-hal yang mampu mengalihkan perhatian mereka dari fokus pada hal tertentu yang mereka sukai atau harus dilakukan.
Misalnya, ketika sedang makan siang di dekat televisi yang menyala, anak jenius seharusnya tidak terganggu dan tetap fokus pada aktivitas makan tanpa teralihkan perhatiannya ke televisi.
Mungkin Mama bisa mencoba menguji hal ini pada si Kecil kesayangan, ya!